Di sisi lain bermakna manfaat yang dihasilkan oleh setiap aspek yang dimiliki, dari akar sampai ke buah.Di kebanyakan negeri-negeri lain, sebagaimana Pandu Keadilan, ia disimbolkan dengan bunga leli yang memiliki multi manfaat.
Selanjutnya kita akan membicarakan pandu yang berorientasi kepada kitabullah Al-Qur’an yang dalam bahasa da’wah disebut orang yang ‘shaalihun fii nafsihii naafi’un li ghairihii mujaahidun fillaah’.Pandu yang satu ini kita sebut sebagai ‘Pandu Qur’ani’.Pandu Qur’ani adalah imam bagi orang-orang bertaqwa dalam ketauladanan, pelayanan serta dakwah dan jihad.
A.Ketauladanan Pandu Qur’ani
Al-Qur’an menggambarkan pandu sebagai orang saleh yang patut ditauladani.
Firman Allah:
“Sungguh terdapat suri tauladan bagi kalian pada diri Ibrahim dan orang-orang yang bersamanya ketika berkata kepada kaum mereka,‘sungguh kami berlepas diri dari kalian dan dari apa yang kalian sembah selain Allah, kami ingkar terhadap kalian, dan telah nyata permusuhan dan kebencian antara kami dan kalian selamanya hingga kalian beriman kepada (mengilahkan) Allah semata’, kecuali perkataan Ibrahim kepada ayahnya,’akan saya mintakan ampunan untukmu, dan saya tidak memiliki apa-apa untuk (menyelamatkannmu) dari (adzab) Allah.Tuhan kami, kepadamu kami berserah diri, kepadamu kami bertobat, dan kepadamu kami akan kembali’.Tuhan kami jangan engkau biarkan kami dicelakai oleh orang-orang kafir, dan ampunilah kami, sesungguhnya Engkau Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.Sungguh terdapat pada mereka suri tauladan bagi orang-orang yang menginginkan (rahmat) Allah dan (kebahagiaan) akhirat”.Qs:60:4-6.
“Sungguh pada diri Rasulullah terdapat suri tauladan bagi kalian yang menginginkan (rahmat) Allah dan (kebahagiaan) akhirat”.Qs:33:21.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tauladan utama dalam segala hal dari segala sisi kehidupan, baik dalam hal ilmu, iman maupun amal, dan baik beliau sebagai pribadi, kepala keluarga, anggota dan tokoh masyarakat, maupun sebagai pemimpin ummat dan negara.Beliau kuat dalam ruhiyah, aqliyah dan jasadiah sekaligus.Beliau adalah sebaik-baik mukmin yang dicintai oleh Allah karena dengan iman dan kekuatannya lahirlah amal-amal ibadah baik mahdlah maupun sosial yang mengagumkan.Dengan iman dan kekuatannya pula beliau berjuang menunaikan risalah Allah yang diembannya, menegakkan dinullah.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat tekun dalam mengejar pahala yang terbaik dari Allah meskipun ia sudah dijamin masuk sorga. Ketika berangkat menuju perang Uhud, beliau bersama Ali dan seorang sahabat lainnya radliallahu ‘anhuma mempunyai jatah seekor onta untuk dikendarai secara bergantian.Ali dan temannya sepakat menyerahkan jatah tunggangan mereka kepada Rasulullah yang membuat Rasulullah tersinggung dan berkata,”kalian tidak lebih kuat daripada saya ( untuk berjalan), dan kalian tidak lebih membutuhkan pahala daripada saya”.
Beliau mengajari ummatnya untuk tekun mengejar pahala dari Allah.Sabda beliau:“Shalat (berjama’ah) yang paling berat bagi orang-orang munafik adalah shalat Isya dan Subuh.Seandainya mereka mengetahui pahala yang didapatkan pada keduanya maka mereka pasti menghadirinya meskipun harus datang dengan merangkak”.
Dalam beramal jama’i Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bukanlah seorang pemimpin yang pintar menyuruh belaka melainkan memberi contoh kerja yang optimal, seperti ketika beliau bersama para sahabat membangun masjid Qubaa’.Badan beliau penuh tanah karena bolak balik memanggul tanah.Sikap beliau memberi semangat bagi para sahabat sehingga dapat menyelesaikan pekerjaan dengan cepat dan dengan hasil yang memuaskan.
Beliau suritauladan dalam mengamalkan Al-Qur’an, dan seperti itulah ummatnya seharusnya.Bukankah para hamba Allah selalau memanjatkan do’a;”Wahai Tuhan kami karuniailah kami dari istri-istri dan keturunan-keturunan kami penyejuk mata bagi kami dan jadikanlah kami imam (pemimpin/tauladan) bagi bagi orang-orang yang bertaqwa”
(bersambung)
1 komentar:
aslm.
memang sulit tapi bisa dikerjakan
Posting Komentar